Pertandingan Adu Mental di Derby Manchester



Jakarta - Biasanya jika ada sebuah derby Manchester menjelang akhir musim, pertandingan tersebut akan menjadi pertandingan penentuan gelar juara. Biasanya Josep Guardiola dan José Mourinho adalah dua manajer yang tidak pernah absen dari trofi dan gelar juara.

Jika Jumat (28/04/2017) dinihari WIB adalah sebuah "hari biasa" yang mempertemukan Manchester City dan Manchester United, kita mungkin akan menemukan kondisi-kondisi di atas. Namun, kenyataan bahwa derby Manchester ini adalah sesuatu yang "tidak biasa" (tidak harus "luar biasa", ya), adalah bumbu-bumbu lainnya menjelang pertandingan antara Guardiola dan Mourinho tersebut.

Pertandingan yang Berpengaruh bagi Persaingan Zona Eropa

Setelah disingkirkan dengan skor 1-2 oleh Arsenal di semifinal Piala FA akhir pekan lalu, gelar juara Premier League secara matematis memang masih bisa dikejar oleh Guardiola jika ia tidak ingin musim ini mengalami nirgelar untuk pertama kalinya sepanjang kariernya.

Akan tetapi untuk melakukannya, ia bukan hanya harus menang di setiap pertandingan tersisa, tetapi juga harus berharap Chelsea meraih tidak lebih dari empat poin serta Tottenham Hotspur meraih tidak lebih dari 11 poin di sisa musim yang tinggal empat pekan pertandingan ini. A mission impossible.

Di sisi lainnya, Mourinho bisa sedikit berbangga setelah berhasil meraih gelar Community Shield dan Piala Liga Inggris (EFL Cup) musim ini. Ia juga masih berpeluang meraih gelar Liga Europa UEFA. Namun sama seperti Guardiola, Man United bisa dibilang sudah tidak realistis (meskipun masih bisa secara matematis) untuk meraih gelar juara Premier League.

Pertandingan derby nanti berlangsung di Premier League. Jika Chelsea dan Spurs adalah dua kesebelasan yang lebih berpeluang juara, kemudian apa esensi pertandingan ini?

Bagi kamu yang tidak suka dengan Man City, Man United, ataupun Premier League, sah-sah saja bagi kamu untuk bilang jika pertandingan ini "tidak penting". Tapi bagi siapapun yang berkaitan dengan kedua kesebelasan asal Manchester ini, terutama Guardiola dan Mourinho, pertandingan nanti masih sangat penting dan bukan hanya soal gengsi.

Konsentrasi Mourinho yang Terpecah

Di klasemen sementara Premier League, United berada di peringkat kelima, hanya tertinggal satu poin dari City di peringkat keempat. Mereka juga hanya tertinggal tiga poin dari Liverpool di peringkat ketiga, tapi United masih memiliki tabungan dua pertandingan lebih banyak dibandingkan Liverpool (termasuk pertandingan derby nanti).
Sebuah kemenangan melawan City tentunya bisa menguntungkan mereka dalam perburuan lolos ke zona Liga Champions UEFA atau peringkat empat besar.

Namun, United masih memiliki dua pertandingan lagi yang tergolong berat di Premier League, yaitu bertamu ke Arsenal (07/05) dan bertamu ke Spurs (14/05). Belum lagi karena mereka juga harus menghadapi dua leg semifinal Liga Europa menghadapi Celta de Vigo.

Sebelumnya, Mourinho terlihat seperti berkonsentrasi di Liga Europa. Ia sendiri berkata jika ia akan memutuskan untuk memprioritaskan Premier League atau Liga Europa jika ada salah satu di antaranya yang sudah tersingkir (dari Liga Europa) atau secara matematis tidak memungkinkan meraih peringkat keempat (di Premier League).

Ia harus memilih karena peringkat empat besar di Premier League atau juara Liga Europa sama-sama akan membuat kesebelasannya lolos ke Liga Champions musim depan. Tapi, sampai situasi tersebut belum tercipta, konsentrasi Mourinho akan selalu terpecah.

Lantas, apakah terpecahnya konsentrasi Mourinho dan Manchester United ini kemudian akan menguntungkan Manchester City?

Tidak seperti United, City memiliki sisa pertandingan di Premier League yang lebih bersahabat. Jadi, kalaupun mereka kalah di derby nanti, mereka masih bisa menebusnya di lima pertandingan sisa sambil berharap United tertahan di kandang Arsenal, Spurs, ataupun Southampton (17/05).

Sejalan dengan hal di atas, City sebenarnya sedang tidak dalam penampilan yang menggembirakan. Mereka selalu kesulitan pada pertandingan besar, terutama saat melawan tujuh kesebelasan teratas (termasuk Everton dan Arsenal).
Di musim ini saja, mereka hanya berhasil menang melawan Man United (10/09/2016) dan Arsenal (18/12/2016) meskipun kemudian kedua kesebelasan tersebutlah yang berhasil menyingkirkan mereka di Piala Liga (kalah dari United) dan Piala FA (kalah dari Arsenal).

Badai Cedera Melanda Kedua Kesebelasan

City seperti habis kalah perang melawan Arsenal akhir pekan lalu di Piala FA. Mereka harus mengganti David Silva, Sergio Agüero, dan Fernandinho karena cedera. Selain ketiga pemain di atas, Guardiola juga harus kehilangan Bacary Sagna, John Stones, Gabriel Jesus, dan İlkay Gündoğan.

Meskipun demikian, Guardiola masih menunggu kondisi beberapa pemainnya di atas untuk bisa diturunkan atau tidak pada derby nanti, terutama Silva, Agüero, dan Fernandinho yang dilaporkan sudah bisa kembali bermain.

Dari kubu "Setan Merah", Mourinho juga memiliki masalah pada pemain yang cedera. Juan Manuel Mata, Marcos Rojo, Phil Jones, Chris Smalling, dan James Wilson masih tidak bisa merumput. Begitu juga dengan dua pemain andalan Mourinho, Zlatan Ibrahimović yang menderita cedera lutut, serta Paul Pogba.

Cederanya Ibrahimović dan Pogba ini bertambah buruk karena Ander Herrera, yang sedang on fire akhir-akhir ini, juga diragukan tampil di Stadion Etihad pada derby nanti.

Banyaknya kasus cedera bagi kedua kesebelasan patut disayangkan, karena di saat derby menjelang akhir musim sedang panas-panasnya, kita justru tidak bisa menyaksikan tontonan yang maksimal, apalagi kedua manajer juga memiliki sejarah pertemuan yang selalu menarik.


Satu hal yang diharapkan terjadi dari badai cedera ini adalah pertarungan taktik alternatif yang akan terjadi di Stadion Etihad nanti. Asal taktik alternatifnya jangan parkir bus saja, terutama jika sudah ada kesebelasan yang unggul.

Prediksi

Melihat City dan United ini seperti melihat dua kesebelasan yang sedang bernasib berkebalikan. City mengalahkan United di paruh musim pertama, tapi mereka sedang dalam penampilan yang tidak baik, dengan hanya meraih tiga kemenangan dari sembilan pertandingan terakhir mereka (kalah tiga kali dan imbang tiga kali).

Di sisi lainnya, United tidak terkalahkan dalam sembilan pertandingan terakhir mereka (enam kemenangan dan tiga kali imbang). Kekalahan terakhir yang mereka alami adalah saat kalah 1-0 dari Chelsea di Piala FA (13/03).

Kemudian kekalahan terakhir mereka di Premier League juga sudah terjadi sangat lama, yaitu saat dikalahkan 4-0 oleh (lagi-lagi) Chelsea pada Oktober 2016.

Badai cedera juga membuat kedua manajer seperti memiliki keterbatasan. Sambil menunggu kondisi terbaru Agüero, Leroy Sané dan Kevin de Bruyne sepertinya akan menjadi pemain yang bisa menjadi kunci bagi City pada derby nanti.

De Bruyne sendiri memiliki paruh musim pertama yang lebih baik daripada paruh musim kedua. Akan tetapi, dengan empat asis dalam empat pertandingan terakhirnya, pemain asal Belgia ini bisa saja mendapatkan momentum pribadi meskipun kesebelasannya baru disingkirkan dari Piala FA.

Sementara cederanya Ibrahimović dan Pogba akan membuat Marcus Rashford dan Henrikh Mkhitaryan berpotensi menjadi pemain kunci bagi Mourinho pada pertandingan derby nanti. Di saat-saat krusial seperti ini lah mereka harus membuktikan diri, meskipun pertandingan derby nanti akan dilangsungkan di kandang lawan.

Dari analisis klasemen, penampilan, dan cedera pemain di atas, kedua manajer sepertinya tidak akan puas dengan hasil imbang kecuali salah satu kesebelasan sudah tertinggal dua atau tiga gol terlebih dahulu.

Kondisi kebugaran juga akan menjadi kunci, karena United dan City sama-sama habis bermain di akhir pekan yang lalu, dan akan bermain kembali di akhir pekan selanjutnya. Akan tetapi, United memiliki penampilan yang lebih baik dibandingkan City. Meskipun bermain di kandang City, ini adalah keunggulan yang paling berpengaruh bagi Mourinho.

Hal-hal di atas akan membuat pertandingan antara Guardiola dan Mourinho menjadi menarik. Mereka bukan mengincar gelar juara Premier League musim ini tentunya, dan kita dipersilakan saja untuk meledek mereka karena hal ini. Namun, kadang persaingan itu lebih daripada sekadar gelar juara. Apalagi ini adalah Manchester derby antara dua manajer sepakbola revolusioner.


sumber :  https://sport.detik.com/aboutthegame/match-analysis/d-3485147/pertandingan-adu-mental-di-derby-manchester

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sharapova Tandai Comeback dengan Kemenangan